Dituduh Penjahat Perang oleh ICC, Siapakah Maria Lvova-Belova?

TVN24 Online — Surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Maria Alekseyevna Lvova-Belova dikeluarkan oleh International Criminal Court (ICC) atau Pengadilan Kriminal Internasional.

ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan ini karena keduanya diduga telah melakukan kejahatan perang terkait dengan perang Rusia-Ukraina. ICC menuduh Lvova-Belova dan Presiden Putin, secara tidak sah mendeportasi anak-anak, dari Ukraina ke Rusia.

Lalu, Siapa Maria Alekseyevba Lvova-Belova?

Lvova-Belova, atau dikenal dengan ‘Mother Russia’, bekerja sebagai Komisaris Hak Anak untuk pemerintah Rusia semenjak 2021.

Namun belum lama ini, Belova sering diberitakan oleh media lokal Rusia, karena diduga membantu menghubungkan anak-anak di Ukraina dengan calon orang tua Rusia, yang ingin mengadopsi mereka.

Seperti pada pertengahan 2022 lalu, Lvova-Belova mengadopsi seorang remaja Ukraina untuk keluarganya.Di mana Anak itu berasal dari kota Mariupol, yang saat ini dikuasai Rusia.

Diduga, remaja Ukraina tersebut dijadikan contoh dan bukti kesuksesan proses adopsi dari Ukraina ke Rusia.  Lvova-Belova menilai, usai beberapa bulan diadopsi, anak remaja itu mulai mencintai Rusia.

“Ketika kami membawa mereka ke wilayah teritori Moskow, mulanya mereka berbicara negatif tentang (Putin), mengatakan segala macam hal buruk, menyanyikan lagu kebangsaan Ukraina. Tapi kemudian mereka berubah menjadi cinta untuk Rusia,” ujar Lvova-Belova, dikutip dari Newsweek.

Kunjungan ke wilayah pendudukan Rusia di Ukraina

Pada Februari lalu, CNN melaporkan bahwa Lvova-Belova terus berkunjung ke wilayah pendudukan Rusia di Ukraina, serta membawa anak-anak di sana untuk diadopsi.

Menurut laporan itu , Putin adalah orang yang memberikan izin pada Lvova-Belova untuk memulihkan kondisi anak-anak tanpa pengasuhan orang tua di wilayah Ukraina yang telah dianeksasi secara ilegal oleh Rusia.

Beberapa wilayah tersebut antara lain, Zaporizhzhia, Kherson, Luhansk, dan Donetsk.

Melalui saluran Telegramnya, Lvova-Belova juga kerap membagikan foto dan video anak-anak yang terlihat menikmati keluarga baru mereka di Rusia.

Akan tetapi, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menetapkan tindakan Lvova-Belova ini telah melanggar hukum, sebab mendeportasi anak-anak secara ilegal dari wilayah pendudukan Ukraina ke Rusia.

ICC mengeluarkan pernyataan bahwa kejahatan ini telah dilakukan di wilayah Ukraina semenjak 24 Februari 2022, saat Rusia memulai melakukan operasi militer di Ukraina.

“Ada alasan kuat bahwa Lvova-Belova bertanggung jawab pidana individu atas kejahatan yang disebutkan di atas, karena melakukan tindakan tersebut secara langsung bersama-sama dengan orang lain dan/atau melalui orang lain,” jelas ICC dalam pernyataannya.

Selain itu, Presiden Putin juga menghadapi tuduhan serupa. Di mana ICC mengeluarkan perintah penangkapan juga untuk Putin karena diduga mendeportasi anak-anak dari daerah pendudukan di Ukraina ke Rusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *