Penurunan Populasi di China, Anak di Luar Nikah Kini Diakui

TVN24 Online — Otoritas kesehatan yang aada di Provinsi Sichuan, China, kini mengakui anak hasil hubungan di luar pernikahan.

Langkah tersebut dilakukan menyusul penurunan populasi China di tahun 2022 untuk pertama kalinya dalam enam dekade terakhir.

Mulai 15 Februari, pasangan yang sudah menikah dan siapa pun individu yang ingin mempunyai keturunan, akan  diizinkan mendaftarkan data anak ke pemerintah. Selain itu, jumlah anak yang didaftarkan juga tak akan dibatasi.

[Langkah itu bertujuan untuk] meningkatkan peningkatan populasi jangka panjang dan seimbang,” pernyataan komisi kesehatan, sebagaimana dikutip Reuters.

Hanya izinkan dua anak

Sebelumnya, komisi kesehatan hanya memberikan izin pasangan yang sudah menikah yang ingin punya dua anak untuk mendaftarkan anaknya ke otoritas berwenang setempat.

Namun, aturan ini pun kini diubah untuk mencakup mereka yang lajang tetapi ingin memiliki anak.

Di China sendiri, perempuan yang mempunyai anak di luar nikah selama ini sering kesulitan mendapat akses layanan kesehatan, hak gaji selama cuti melahirkan, dan perlindungan pekerjaan. Hal ini dikarenakan pemerintah mewajibkan bukti pernikahan untuk dapat mengakses layanan tersebut.

Dikutip The Guardian, mereka yang ingin mendaftarkan kelahiran di luar nikah juga sering dipandang negatif sehingga sulit memberikan akses pendidikan yang layak bagi anak.

Awal bulan ini, China memang mencatat penurunan populasi pada 2022. Jumlah tersebut menyusut untuk pertama kalinya dalam enam dekade terakhir.

Penurunan ini dikarenakan perubahan pola pikir kaum muda yang belakangan tak mau menikah dan melahirkan.

Umumnya, mereka yang menolak ini takut akan potensi tingginya biaya hidup, tak dapat bepergian seperti sebelumnya, dan mendapat tekanan dalam karier dan ekspektasi sosial.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah pun berpikir bagaimana cara untuk meningkatkan populasi. Yang mana salah satunya meluncurkan sistem registrasi nasional bagi pasangan untuk mendaftarkan anak mereka ke otoritas lokal.

Nantinya, mereka yang mendaftar bisa menerima asuransi persalinan sehingga menutup pengeluaran untuk biaya medis.

Kini, perempuan yang sudah menikah juga bisa menyimpan pendapatan mereka selama cuti melahirkan. Tunjangan tersebut saat ini akan mencakup perempuan dan laki-laki lajang di Sichuan.

Tak cuma Sichuan, beberapa wilayah juga turut mengatakan upaya serupa untuk mendorong peningkatan populasi China.

Misalnya saja di Kota Shenzhen. Di mana mereka menawarkan bonus untuk kelahiran dan memberikan tunjangan sampai anak berusia tiga tahun.

Pasangan yang mampunyai anak pertama akan secara otomatis menerima 3 ribu yuan atau setara Rp6,7 juta. Sementara yang mempunyai anak ketiga akan menerima 10 ribu yuan atau setara Rp22,3 juta.

Sejak awal Januari, Kota Jinan diketahui sudah memberikan uang sebesar 600 yuan atau setara Rp1,3 juta bagi pasangan yang memiliki anak kedua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *