TVN24 Online — Peringatan secara keras dikeluarkan Presiden China Xi Jinping bagi orang-orang yang meragukan kebijakan Nol-Covid di negaranya.
Hal ini juga menjadi konfirmasi Xi Jinping, di mana berniat mundur dari komitmen nol-Covid China.
Komitmen ini disampaikan saat Xi Jinping bertemu Komite Tetap Politbiro Partai Komunis China (PKC), pada Kamis (5/5).
Kebijakan nol-covid
Di sini, Xi Jinping juga mengatakan pada para pejabat untuk “dengan teguh mematuhi kebijakan umum dinamis nol-Covid.”
“Kami akan dengan tegas berjuang melawan semua kata dan perbuatan yang mendistorsi, meragukan, dan menyangkal kebijakan pencegahan kami,” ujarnya seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (6/5).
Dalam pidatonya, Xi Jinping juga mengatakan “masalah pemahaman yang tidak memadai, persiapan yang tidak memadai dan pekerjaan yang tidak memadai dengan tegas mengatasi gagasan penghinaan, ketidakpedulian, dan pembenaran diri.”
Ia mengatakan kebijakan nol-covid adalah ilmiah dan efektif.
“Strategi pencegahan dan pengendalian kami ditentukan sifat dan misi partai, kebijakan kami dapat bertahan dalam ujian sejarah, tindakan kami ilmiah dan efektif,” ucap komite beranggotakan tujuh orang tersebut.
“Kami telah memenangkan pertempuran untuk mempertahankan Wuhan dan kami pasti akan memenangkan pertempuran untuk mempertahankan Shanghai,” sesuai dengan kantor berita pemerintah Xinhua.
Sejumlah analis yang telah lama mengamati politik China menilai, peringatan keras ini merupakan tanda adanya penolakan internal terhadap kebijakan nol-Covid Xi Jinping dari dalam partai.
“Pernyataan dapat dilihat sebagai kritik langsung terhadap pemimpin PKC lokal yang mempertanyakan kebijakan di pusat, atau yang kurang berhasil dalam menerapkan kebijakan,” tulis David Bandurski, co-director China Media Project.
Protes Warga
Dalam lima pekan terakhir, banyak penduduk Shanghai yang memakai media sosial untuk meminta bantuan dan melampiaskan kemarahan mereka. Sebab mereka kekurangan makanan yang parah dan kurangnya akses ke perawatan medis.
Bukan hanya itu, beberapa penduduk juga melakukan protes dari jendela mereka, membenturkan panci dan wajan, dan juga berteriak frustrasi. Bahkan beberapa dari mereka harus bentrok dengan polisi dan petugas kesehatan di jalan-jalan.
Runtuhnya ekonomi yang cukup parah juga menarik perhatian para ekonom dan eksekutif bisnis. Terutama seperti yang kita ketahui peran Shanghai sebagai pusat keuangan di negara itu, sekaligus pusat manufaktur dan pengiriman utama.
Sektor jasa China yang menyumbang lebih dari setengah PDB negara dan lebih dari 40 persen lapangan kerja mengalami kontraksi sangat tajam pada bulan April.
Tak hanya itu, sektor manufaktur juga mengalami penyusutan yang cukup signifikan.