Tvn24online.net – Jerman di zaman modern ini menjadi buah bibir untuk toleransi rasial. Namun, respon tegas sebuah perusahaan arsitektur terhadap pelamar pekerjaan dari Mesir telah memicu kontroversi di media sosial.
Yassen Gabr, seorang arsitek kelahiran Mesir, baru-baru ini melamar lowongan kerja di GKK+ Architekten. Perusahaan ini merupakan perusahaan bergengsi di Berlin yang websitenya menawarkan tenaga kerja yang beragam secara etnis. Dia memposting screenshot surat penolakan yang diterimanya pada hari Rabu (15/1) yang bertuliskan “Mohon, tidak ada orang Arab.”
The worst rejection letter you may ever have-big prestigious Berlin-based office-
Posted by Yaseen Gabr on Tuesday, January 14, 2020
Postingan Gabr mendapatkan perhatian di media sosial dengan cepat.
“Gabr harus menuntut perusahaan itu,” tulis seorang komentator. “Kenapa tidak mempublikasikan nama kantor itu? Jadi, kita semua bisa melihat perusahaan apa yang rasis terhadap orang Arab.“
Perusahaan mengatakan bahwa insiden itu merupakan kesalahpahaman belaka. Mereka juga mengatakan bahwa pesan itu merupakan “jalan pintas” yang diambil di luar konteks. Surat itu diketahui ternyata sebuah komunikasi internal dikirim ke Gabr oleh kesalahan. Perusahaan sudah mengisukan permohonan maaf.
Worst rejection letter: 'no Arabs please'. Just so sad what’s happening in Germany. “Germany's levels of racist discrimination in the workplace are well above EU averages.“ https://t.co/bH1hqeDs5h
— Hilke Schellmann (@HilkeSchellmann) January 16, 2020
A young man applies to an architecture firm in #Berlin
The head of the office comments on the application as:
"Please no Arabs"
The discrimination based on religion and ethnicity in Germany is an issue that is avoided by the German media and state#Rassismus https://t.co/DHqfMgf2f3
— Ravi Kant – रवि कांत (@LegalKant) January 15, 2020
Menurut sebuah studi oleh Badan Anti-Diskriminasi Federal Jerman, pekerja yang memiliki nama asing, 24% lebih kecil kemungkinannya dipanggil oleh perusahaan untuk sesi interview. Penduduk asing yang lahir di Jerman juga 2 kali lipat kemungkinannya untuk menganggur dibandingkan etnis Jerman. Tidak peduli seberapa pintarnya mereka.
Baca Juga: Khawatir Proliferasi Nuklir, Eropa Menenangkan Iran
Sejumlah besar non-nasional adalah keturunan Arab. Lebih dari satu juta penduduk asal Timur Tengah dan Afrika Utara datang ke Jerman sejak krisis migran tahun 2015. Kanselir Angela Merkel sejak itu telah dikritik karena kebijakan imigrasi yang terlalu terbuka di Jerman.