TVN24 Online — China memperoleh pengertian dan dukungandari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelum memulai program penggunaan darurat kandidat vaksin Covid-19 yang kontroversial. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat kesehatan China.
China telah memberikan vaksin virus Corona eksperimental kepada ratusan ribu orang sejak Juli di bawah program penggunaan darurat yang disetujui oleh Beijing, sebelum keamanan dan kemanjurannya sepenuhnya dibuktikan oleh uji klinis.
Beberapa ahli dan pengembang vaksin di Barat telah memperingatkan terhadap otorisasi dini vaksin virus Corona sebelum uji coba tahap terakhir selesai.
Pejabat Komisi Kesehatan Nasional China, Zheng Zhongwei, mengatakan bahwa kabinet China, Dewan Negara, menyetujui rencana uji coba untuk penggunaan darurat vaksin Covid-19 pada akhir Juni.
Dalam sebuah wawancara ia mengatakan pekerja yang berisiko tinggi terpapar virus – termasuk personel medis garis depan, personel pencegahan epidemi, staf medis di klinik demam, dan petugas bea cukai serta perbatasan – memenuhi syarat untuk menerima vaksin.
Vaksin, yang belum menyelesaikan uji coba Tahap 3 itu, dikembangkan oleh Perusahaan Grup Biotec Nasional China milik negara, yang dikenal sebagai Sinopharm.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs Sinopharm bulan ini, perusahaan mengatakan dua kandidat vaksinnya telah diberikan “ratusan ribu kali” di bawah program penggunaan darurat yang disetujui oleh pemerintah.
Vaksin tersebut digunakan pada para profesional medis, diplomat yang dikerahkan ke negara-negara berisiko tinggi, dan karyawan perusahaan milik negara yang bekerja di luar negeri di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan China, menurut penasihat umum perusahaan, Zhou Song.
“Tidak ada satu kasus pun yang menunjukkan efek negatif yang signifikan, juga tidak ada yang terinfeksi,” kata Zhou dalam pernyataan itu.
Uji coba fase 3 untuk vaksin Sinopharm sedang dilakukan di Uni Emirat Arab, Bahrain, Peru, Maroko, dan Argentina.
Pekan lalu, UEA menyetujui penggunaan darurat vaksin Sinopharm untuk pekerja garis depan, menurut kementerian kesehatan negara itu.
Kandidat vaksin dalam uji coba Tahap 3 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech, perusahaan farmasi China lainnya, juga termasuk dalam program penggunaan darurat China, menurut Reuters.
Program itu muncul setelah pemerintah China menyetujui penggunaan kandidat vaksin yang berbeda untuk militer negara itu pada bulan Juni.