Persiapan Uni Eropa Hadapi Kemungkinan Invasi Rusia ke Ukraina

TVN24 Online — Berbagai respons dipersiapkan Uni Eropa untuk menghadapi kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina. Walaupun demikian, blok ini tak mengetahui apa rencana dari Moskow.

Salah satu dari pejabat Uni Eropa anonim mengungkapkan, pembicaraan yang terjadi antara Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan Amerika Serikat ‘tidak menghasilkan banyak hal.’

Akan tetapi, dikutip dari Reuters, hingga kini pintu dialog masih terbuka dari pemimpin Jerman dan Prancis.

Pejabat anonim ini juga menuturkan, bahwa Uni Eropa bisa mendapatkan balasan yang berat dari Rusia, apabila blok ini memutuskan memberikan sanksi berat kepada Moskow jika terjadi invasi militer.

Sanksi berat ingin diberikan oleh sejumlah pejabat di Uni Eropa untuk Rusia, agar membuat negara tersebut ciut dan tak melakukan invasi.

Tapi, beberapa lainnya menilai, jika tindakan ini bisa meningkatkan tensi di titik panas, dan blok hanya boleh merespons apabila diperlukan.

Tidak hanya itu, pejabat ini juga menyinggung, ada sebanyak 40 persen gas di Uni Eropa yang berasal dari Rusia. Blok ini juga sedang berdialog dengan Qatar dan Norwegia untuk menambah suplai energi mereka jika diperlukan.

Pejabat itu juga menyampaikan, Uni Eropa sedang melihat seberapa cepat Rusia dapat mengalihkan suplai energi mereka ke China, apabila Moskow memutuskan untuk memangkas penjualan ke blok tersebut.

Persiapan diri juga disiapkan Uni Eropa akan kedatangan pengungsi bila Rusia menginvasi Ukraina.

Ukrania butuh dukungan politik

Selain itu, sumber tersebut menyampaikan, jika kini Ukraina membutuhkan dukungan politik. Uni Eropa juga berencana akan memberikan dukungan makro-ekonomi untuk Kiev.

Kondisi Rusia dan Ukraina yang kini semakin memanas, membuat sejumlah pihak menilai Rusia bisa menyerang Ukraina kapan pun.

Jalan diplomasi untuk menyelesaikan permasalahan ini juga dirasa semakin menciut, melihat tanda-tanda yang menunjukkan Rusia semakin dekat menyerang Ukraina.

Sejak Januari lalu, pendekatan diplomatik terus berjatuhan. Rusia juga akan melakukan pemungutan suara untuk mengakui republik separatis Luhansk dan Donetsk yang ada di wilayah Ukraina.

Tak sampai disitu, Rusia diketahui juga sudah menarik staf kedutaan mereka dari Ukraina. Rusia juga terus menempatkan pasukannya di perbatasan Ukraina.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *